Nawu Sumur Gedhe Kaliberot "Resik Banyune, Resik Atine, Lancar Rejekine"

Ricky 03 Juli 2025 10:57:17 WIB

Bantul, DIY – Padukuhan Kaliberot di Kabupaten Bantul kembali menggelar tradisi Nawu Sumur Gedhe, sebuah upacara adat membersihkan sumur yang menjadi sumber mata air utama bagi warga setempat. Kegiatan turun-temurun ini selalu dilaksanakan setiap memasuki bulan Suro atau Tahun Baru Islam, merefleksikan nilai-nilai kebersihan dan harapan untuk keberkahan di tahun yang baru. Acara berlangsung semarak dan meriah, menarik perhatian sejumlah tokoh penting.

 

Berbagai tamu kehormatan turut hadir memeriahkan Nawu Sumur Gedhe tahun ini, termasuk Bapak Arif Haryanto, anggota DPRD Kabupaten Bantul. Bapak Beni Sasangka, dari Kundho Kabupaten Bantul, Danramil 02 Sedayu, Kapolsek Sedayu, serta Bapak Bambang Sarwono, Lurah Argomulyo, beserta Pamong Kalurahan Argomulyo. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan terhadap pelestarian tradisi budaya ini.

 

Semangat Swadaya dan Harapan Bantuan Dana Keistimewaan

Dalam sambutannya, Dukuh Kaliberot menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini. Bahwa kegiatan Nawu Sumur Gedhe hingga saat ini masih merupakan swadaya murni dari Padukuhan Kaliberot, didukung oleh sponsor dan para donatur. 

"Kegiatan ini diselenggarakan secara swadaya masyarakat dengan harapan ke depan bisa disupport Dana Keistimewaan," ujarnya.

 

Prosesi Sarat Makna dan Filosofi

Prosesi upacara adat Nawu Sumur Gedhe disajikan dengan begitu apik dan sarat akan makna. Dimulai dengan arak-arakan kirab ubarampe upacara yang dikawal oleh Bregodo Satriyo Boro Kaliberot. Adapun ubarampe yang diarak diantaranya Tumpeng Sego Megono, pisang, aneka jajan pasar dan 7 kendi yang berisi dari 7 sumber mata air yang ada di Kaliberot, yang nantinya akan disatukan ke Sumur Gedhe. Semua ubarampe itu diarak dari RT 01 Kaliberot menuju lokasi upacara adat di Sumur Gedhe diiringi semua elemen masyarakat Kaliberot. 

 

Setelah sampai di lokasi Sumur Gedhe, ubarampe yang dikirab tadi kemudian diserahkan oleh pemimpin Bregodo Satriyo Boro kepada Dukuh Kaliberot, yakni Bapak Supardi. Prosesi Nawu Sumur Gedhe diawali dengan Tari Ledhek, yang mana sudah menjadi tradisi turun temurun. Selanjutnya dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Kaum Rois Kaliberot, yakni Bapak Mukri Utomo. Setelah itu barulah dimulai. Prosesi upacara adat Nawu Sumur Gedhe dipuncaki dengan rayahan/ rebutan Gunungan oleh masyarakat.

 

Setiap elemen dalam prosesi ini memiliki makna dan filosofi mendalam yang terkait erat dengan kearifan lokal dan nilai-nilai kehidupan.

 

Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga momen refleksi bagi warga Kaliberot. Harapannya, dengan kegiatan ini hati menjadi semakin bersih dalam menyongsong tahun baru, serta membawa keberkahan rezeki dan kesehatan yang baik. Aamiin.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License