Kalurahan Argomulyo

Argomulyo — Padukuhan Watu, Kalurahan Argomulyo, menggelar kegiatan bimbingan teknis (bimtek) yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan pengelolaan sampah pada hari Sabtu, 20 September 2025. Acara yang diadakan di area Bank Sampah BWA ini dihadiri oleh sekitar 50 perwakilan dari tiap-tiap RT se-Padukuhan Watu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mandiri dalam mengelola sampah rumah tangga.

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Kamituwa Argomulyo, Totok Riyanto, yang hadir bersama Ulu Ulu Argomulyo, Dwi Pracaya, dan Dukuh Watu, Nadhar Ismanta. Dalam sambutannya, Totok Riyanto menjelaskan bahwa kehadirannya adalah untuk memastikan kegiatan yang bersumber dari dana PPBM 2025 ini benar-benar dilaksanakan dan berjalan dengan baik. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah desa dan masyarakat dalam mengawal setiap program.

Materi pertama disampaikan oleh Suwanti, Direktur Bank Sampah BWA. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, ia menjelaskan pentingnya pemilahan sampah dari rumah tangga. Suwanti mempraktikkan cara memilah sampah menggunakan tiga galon bekas air mineral, yang masing-masing diperuntukkan untuk jenis sampah berbeda.

Selanjutnya, peserta diajak untuk membuat eco-enzim oleh Ahdiyani. Dijelaskan bahwa pembuatan eco-enzim sangat mudah. Bahan-bahannya hanya molase atau tetes tebu dan sisa buah, seperti nanas, yang sudah dicacah. Campuran ini dimasukkan ke dalam wadah dan didiamkan selama tiga bulan hingga siap panen.

Dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan pupuk kompos yang dipandu oleh Pardi, yang juga merupakan suami dari Suwanti. Dengan bahan-bahan sederhana seperti sampah daun, kulit telur, dan sampah organik, ia menunjukkan cara membuat pupuk kompos yang efektif.

Peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama pelatihan. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan partisipasi aktif dalam setiap sesi praktik. Kegiatan ini diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah, dari sekadar limbah menjadi sumber daya yang bernilai ekonomi.

Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, dimulai dari lingkup terkecil, yaitu rumah tangga.

"Semoga ilmu yang didapat bisa diamalkan. Masalah sampah harus tuntas dimulai dari rumah tangga. Kalau tidak dimulai, pasti tidak akan bisa. Yuk, segera action!"

Kontributor : Ulu-ulu Argomulyo