Tradisi Wiwit Petani Gunung Migit: Wujud Syukur dan Perekatan Kebersamaan Warga Argomulyo

Ricky 05 November 2025 14:12:21 WIB

Argomulyo-Sedayu– Puluhan warga dari tiga pedukuhan di Argomulyo, Sedayu, Bantul, DIY, berkumpul di hamparan sawah Gunung Migit untuk menggelar tradisi "Wiwit", sebuah ritual syukuran sebelum masa panen padi tiba. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wujud terima kasih kepada Allah Yang Maha Esa atas limpahan karunia, tetapi juga perekat rasa guyub rukun masyarakat setempat. (Rabu, 5 November 2025)

Kegiatan yang dilaksanakan di area persawahan Gunung Migit, yang melibatkan petani dari Pedukuhan Srontakan, Kemusuk Kidul, dan Panggang ini, berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan dan kesederhanaan. Momen "Wiwit" ini merupakan pertanda bahwa sebentar lagi padi yang mereka tanam akan segera dipanen.

Kehadiran Tokoh dan Harapan Kesejahteraan

Sejumlah tokoh penting turut hadir dan berbaur dengan masyarakat. Mereka yang hadir antara lain Lurah Argomulyo, Bambang Sarwono; Babinkamtibmas Argomulyo, Ekwan; PPL Argomulyo, Amjad; Ulu Ulu Argomulyo, Dwi Pracaya; Ketua KWT Argomulyo, Susi Astanti; Dukuh Srontakan, Sunaryo; Dukuh Panggang, Wahyu Tri; serta Ketua Gapoktan Argomulyo terpilih, Sugeng Margono.

Dalam sambutannya, Lurah Argomulyo, Bambang Sarwono, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh tamu undangan dan warga yang telah hadir. Secara khusus mendoakan para petani.

"Semoga hasil panennya berkah melimpah, serta ke depan kesejahteraan petani semakin meningkat," ujar Bambang Sarwono, berharap agar usaha keras para petani membuahkan hasil yang berkesinambungan.

Guyub Rukun di Pinggir Sawah

Inti dari kegiatan ini adalah manifestasi syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada masyarakat, khususnya para petani di area Gunung Migit. Suasana semakin hangat dan 'tumpeg bleg' (penuh sesak) oleh warga Srontakan dan Argomulyo yang duduk lesehan di pematang sawah.

Puncak kebersamaan terjadi saat semua yang hadir menyantap "sego Wiwit" khas pedesaan yang disajikan secara sederhana. Makanan tradisional ini menjadi simbol berbagi dan merayakan hasil bumi.

Kegiatan Wiwit ini diharapkan tidak hanya berhenti pada ritual panen, tetapi juga mampu memupuk jiwa kebersamaan, rasa persatuan, dan kesatuan warga Srontakan pada khususnya dan warga Argomulyo pada umumnya. Tradisi ini menunjukkan betapa eratnya ikatan sosial dan budaya di tengah masyarakat petani, di mana rasa syukur diwujudkan melalui kebersamaan. Apalagi Kalurahan Argomulyo sudah menjadi Rintisan Desa Budaya.Sehingga perlu kegiatan seperti ini didukung dan dilestarikan.

 

Kontributor ; Ulu Ulu Argomulyo

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 
Kebijakan Privasi

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License