Kolaborasi UAD dan Unjaya, Sulap Lidah Buaya Argomulyo Jadi Komoditas Ekonomi Hijau
Ricky 26 November 2025 10:15:46 WIB
Argomulyo Sedayu
Program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang fokus pada pengembangan budidaya dan pengolahan lidah buaya (Aloe vera) di Kalurahan Argomulyo, Kabupaten Bantul, menunjukkan capaian signifikan. Hal ini terungkap dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting di Ruang Pertemuan Kalurahan Argomulyo pada Selasa (25/11/2025).
Kegiatan monev ini dibuka dengan sambutan dan paparan mendalam dari ketua tim pelaksana, Prof. Dr. Anton Yudana, bersama anggota tim Dr. Novi Febrianti, Nur'Aini Purnamaningsih, S.Si., M.Sc. dan Dr. Wiwik Afifah. Didalam Tim tersebut yang bertugas sebagai pelaksana tim adalah Nur'Aini Purnamaningsih, S.Si., M.Sc. akademisi ini merupakan gabungan dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjaya), berkolaborasi erat dengan Pemerintah Kalurahan Argomulyo, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, dan P4S Ramavera.
Program ini melibatkan dua mitra utama: Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Sedayu sebagai mitra produktif dan Tim Penggerak PKK Kalurahan Argomulyo sebagai mitra nonproduktif.
Transformasi Petani Konvensional Menjadi Produsen Kreatif
Prof. Anton Yudana menjelaskan, program ini tidak sekadar kegiatan teknis, tetapi menggunakan pendekatan Transformative Learning. “Pendekatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat agar mampu mengubah pola pikir dan perilaku, dari sekadar petani konvensional menjadi produsen kreatif dan inovatif yang berdaya,” ujarnya.
Program yang didukung pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui skema PKM Multi Tahun sebesar Rp145.336.000 ini, berfokus menjadikan lidah buaya sebagai komoditas herbal bernilai ekonomi tinggi.
Pada awal program, tim mengidentifikasi sejumlah permasalahan kunci di lapangan. Mitra Jatam Sedayu menghadapi kendala produksi (keterbatasan alat pengering dan penyiraman efisien), manajemen usaha (belum terstandar dan belum berlegalitas), serta pemasaran yang masih bersifat lokal dan belum berbasis digital. Sementara itu, Mitra TP PKK Argomulyo menghadapi tantangan pada rendahnya pemanfaatan waktu luang, belum terbentuknya mental wirausaha, dan kurangnya keterampilan dalam mengolah produk rumah tangga berbasis tanaman lokal serta minimnya peralatan untuk mengolah hasil lidah buaya.
Solusi Inovatif dan Dampak Nyata
Menjawab tantangan tersebut, tim pelaksana merancang empat solusi utama yang telah diimplementasikan, mengintegrasikan teknologi tepat guna dan pengembangan sumber daya manusia:
- Penerapan Solar Dome Dryer (Solardom): Inovasi pengering higienis bertenaga matahari ini mempercepat proses pengeringan tanpa bergantung cuaca, dan kini telah dioperasikan oleh Jatam Sedayu.
- Sistem Penyiraman Otomatis Berbasis Sensor Kelembapan: Teknologi ini dipasang pada lahan budidaya yang diekspansi dari 350 m² menjadi ±4.000 m², dilengkapi dengan sumur bor sedalam 32 meter untuk menjamin ketersediaan air.
- Pelatihan Inovasi Produk: Mitra dilatih membuat produk turunan bernilai jual tinggi seperti keripik aloe, nata de aloe, coklat aloe, hand sanitizer herbal, dan olahan minuman sehat.
- Pelatihan Transformative Learning dan Manajemen Bisnis: Sesi ini berfokus membangun mental kewirausahaan, pengelolaan keuangan sederhana, dan branding, didukung dengan pelatihan digital marketing.
Hasil intervensi ini berdampak signifikan. Omzet penjualan produk meningkat dari rata-rata Rp450.000 menjadi Rp1.965.000 per event, atau naik sekitar empat kali lipat. Kapasitas mitra PKK pun meningkat, yang kini rutin memproduksi dan menjual produk pada kegiatan kelurahan dan bazar.
Apresiasi DLH Bantul dan Rencana Aloe Vera Village
Kepala DLH Bantul, Bapak Bambang Purwadi,S.H.,M.H., turut hadir dalam sesi monev dan menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, program lidah buaya di Argomulyo ini mampu mengintegrasikan konsep edukasi, inovasi, dan pemberdayaan, sejalan dengan visi Bantul sebagai kabupaten kreatif dan berwawasan lingkungan.
“DLH mendukung penuh inisiatif seperti ini sebagai bagian dari pembangunan ekonomi hijau berbasis potensi lokal. Ini adalah model kolaborasi efektif antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat,” tegas Bambang.
Dari segi sosial, program ini berhasil meningkatkan partisipasi dan kepercayaan diri masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK dan kelompok wanita tani (KWT). Sementara dari sisi ekonomi, kegiatan ini mulai menciptakan rantai nilai baru berbasis aloe vera, bahkan muncul inisiatif untuk membentuk “Aloe Vera Village” sebagai pusat ekonomi dan wisata herbal di Argomulyo.
Capaian program juga diperkuat dengan luaran akademis berupa satu artikel ilmiah yang telah disubmit ke jurnal nasional terakreditasi Sinta 3 dan Sinta 2, serta luaran media yang tersebar di Harian Jogja, Kompasiana, hingga kanal berita wilayah Muhammadiyah.
Kontributor ; Ulu-ulu Argomulyo
Formulir Penulisan Komentar
Pengumuman
Pelayanan Publik
Kalender
TAUTAN
Statistik Kunjungan
| Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
| Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
| Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Kolaborasi UAD dan Unjaya, Sulap Lidah Buaya Argomulyo Jadi Komoditas Ekonomi Hijau
- Hari Guru Nasional 25 November 2025
- Syukuran Program Padat Karya Talud Jalan di area Bulak Watu Gajah, Padukuhan Panggang
- Asosiasi KWT Taman Sedayu Tetap Kompak Meski Didera Hujan
- Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025
- Kelompok Tani Watu Audiensi dengan Fuel Pertamina Rewulu
- kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Padukuhan Surobayan
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
















